Ortu Egois VS Ortu Bijak

Ada ortu yang egois tapi juga ada ortu yg bijak dalam mendidik anak.

Ortu egois, semua keputusan dalam mendidik anak pun demi kepentingannya.

Ortu bijak dalam mendidik anak untuk kepentingan anak.

Ortu egois segera menyekolahkan anak sejak usia sangaaat dini. Anak masih umur 3-5 tahun ortunya sudah bingung mencari play Group, kelompok bermain, kalau perlu yg full day. Padahal anak masih sangat butuh perhatian dan pendampingan ortunya, tapi karena ga tahan anaknya yg mulai aktif akhirnya dia "buang" anakknya demi kepentingannya agar bebas dari mengurus anak.

Ortu yg bijak akan mendampingi anak, menemani anak bermain. Hingga ketika anak meminta sendiri sekolah maka ortu ini pun mencarikan sekolah untuk anaknya.

Ortu egois segera mencarikan les privat anak krn ingin punya anak SUPER KIDS yg bisa dibanggakan kpd teman, tetangga dan keluarga besarnya. Atau Krn malu dg nilai rendah anaknya. Ga peduli anaknya sangat tertekan, dan terbebani dg seambrek les matematik, les tahfis, les bhs inggris, les bhs arab dst.

Ortu bijak melihat anaknya unggul di satu bidang dan itu potensinya, mk dia tawarkan privat sesuai dg passionnya, mk anak menyambutnya dg senang hati.

Ortu egois menyekolahkan anaknya agar nanti bisa nebeng kesuksesan anaknya.

Ortu bijak, kesuksesannya untuk membiayai kesuksesan anaknya lagi.

Ortu egois, dia selalu menuntut doa anaknya tanpa pernah berdoa untuk kebaikan anaknya.

Ortu bijak selalu berdoa untuk kebaikan anaknya kemudian membiasakan anaknya berdoa untuk ortunya.

Ortu egois berinfak dg harapan pahala dirinya saja. Ortu bijak berinfak agar Allah memberikan pahala dirinya dan berharap agar Allah menjaga anak-anaknya.

Ust. Yusuf Iskandar

Meng-ADAB-kan Anak

Dulu, sekolah atau pondok itu tempat meng-adab-kan anak. Maka anak yang nakal akan disebut 'Dasar anak kurang AJAR' atau 'Pantas, dia ngga sekolah'.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada sekolah JADUL(jaman dulu):

1. Ortu sangat PERCAYA dan mengHORMATI guru. Semua tindakan guru ke anak diyakini dalam rangka meng-ADAB-kan anak. Maka kalau Ada anak yg melaporkan guru yg menghukumnya ke ayahnya malah ditambah hukuman oleh ayahnya. Ayahnya akan bilang, KAMU YG NGGA BERADAB KRPADA GURU. Ini Salah satu kunci rahasia keberhasilan meng-ADAB-kan anak.

2. Guru dan Ortu punya Pola pikir yg sama, bahwa SEKOLAH ITU TEMPAT MENG-ADAB-KAN ANAK. Ortu berpikir agar anakku memiliki sopan santun mk saya sekolahkan. Guru juga berpikir, bahwa profesi guru itu tugas utamanya adalah men-SOPAN SANTUN-kan anak.

Ortu dan guru, satu visi dan misi, satu frekuensi. Sejalan menuju satu tujuan yg sama.

Anakmu Surgamu atau Nerakamu

Begitulah kata syaikh Jamal Abdurahman dalam kitabnya kaifa turobi waladan sholihan ketika mensyarah firman Allah surat at tahrim ayat 6.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)

"Hai orang-orang yg beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya dari manusia dan batu...."

Ali bin Abi Tholib menerangkan ayat ini dg "adabkanlah anakmu dan keluargamu, dan ajarkanlah agama kepada mereka".

Mendidik anak dan keluarga adalah jalan ke surga. Mengabaikan pendidikan mereka merupakan jalan ke neraka.

Lihatlah banyak ortu yg stress setiap hari karena mikir perilaku anaknya yg rusak. Mereka dah merasakan penderitaan dan siksaan (neraka) di dunia. Karena MENGABAIKAN PENDIDIKAN ANAK...

Sebaliknya ortu yg memiliki perhatian dalam mendidik anak, akan mendapatkan anaknya sholih dan sholihah. Dia tenteram, damai bahkan bangga melihat anak-anaknya. Inilah kebikmatan (surga) dunia. Sebelum merasakan surga sebenarnya.

Semoga Allah mudahkan kita mendidik anak-anak kita.

MUBADZIR DALAM BELAJAR

Mubadzir adalah berlebihan hingga sia-sia. Mubadzir dalam makanan itu kelebihan makanan, padahal tak semua dimakan. Akhirnya banyak makanan yg sisa, basi dan dibuang.

Ada MUBADZIR DALAM BELAJAR. Waktu kita sekolah dulu, kita dipaksa belajar SIN, COS, TANGEN, LOGARITMA, seambrek rumus, yg memeras otak. Saat kita dewasa spt ini ilmu tersebut tak berguna(kecuali profesi yg eksakta).

Kita 'dicekoki' mitos PINTAR MATEMATIKA sebagai tolok ukur kecerdasan. BODOH MATEMATIKA dianggap BODOH SEBENARNYA, SURAM MASA DEPANNYA.

Padahal, yg kita butuhkan hanya MATEMATIKA DASAR (tambah, kurang, Kali, bagi) kecuali profesi insinyur dan eksakta lainnya.

Memaksakan anak belajar ilmu yg tidak dibutuhkan untuk masa dewasanya, inilah ilmu yg mubadzir, sia-sia, tak berguna.

Rasulullah mengajarkan doa:

اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع (رواه مسلم)

Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari ilmu yg tidak berguna (HR. Muslim).

Coba renungkan kembali, berapa banyak ilmu yg kita pelajari dulu di sekolah, yg sekarang tak berguna di masa dewasa.

Banyaknya mata pelajaran dan tingkat kesulitan materi yg tidak sesuai dg perkembangan anak, inilah yg menjadi penyebab anak SETRESS dan PUTUS ASA.

TIDAK ADA ANAK BODOH

Setiap anak, diciptakan dg diberikan potensi/keunggulan masing-masing. TIDAK ADA ANAK YG PINTER SEMUA BIDANG. Pinter matematika tapi kurang di bahasa atau seni. Pinter kesenian dan ketrampilan tapi kurang di eksakta/hitungan.

Nah, KEKURANGAN ini sering dianggap sebagai BODOH. Padahal di masa dewasa nanti orang akan dikenal KEUNGGULANNYA/KEAHLIANNYA di satu bidang.

Lihat dalam sejarah Islam..

#Ada Kholid bin Walid, Usamah bin Zaid yg ahli perang.

#Abdurahman bin Auf dan Utsman bin Affan ahli bisnis.

#Zaid bin Tsabit ahli di bahasa.

#Abdullah bin Abbas ahli tafsir.

#Mu'adz bin Jabal paling tahu halal dan haram.

#Abu Hurairah pakar hadits.

Seorang pendidik memiliki tugas utama sebagai berikut:

1. Mengubah Pola pikirnya, SETIAP ANAK UNGGUL DIBIDANGNYA MASING-MASING.

2. Pendidik berusaha MENGAMATI POTENSI UNGGUL setiap anak didiknya.

3. Pendidik berusaha MELATIH, MEMOTIFASI dan MEMFASILITASI potensi UNGGUL anak.

4. Jangan paksakan anak MENGUASAI bidang yg menjadi kekurangannya, inilah penyebab setress, putus asa dalam belajar. Fokuskan belajar pd minat dan bakatnya, mk dia akan terus semangat dalam belajar.

CARA BEROBAT YANG UNIK

Abdullah bin Mubarak pernah ditanya oleh seorang laki-laki yang lututnya sakit selama tujuh tahun. Laki-laki itu telah mencoba berbagai pengobatan, namun kakinya tak kunjung sembuh. Ibnul Mubarak menyarankan kepada laki-laki itu untuk menggali sumur di tempat yang banyak orang membutuhkan air. Laki-laki itu pun mengikuti saran tersebut dan membuat sumur, dan penyakitnya pun sembuh..

Ibnul Mubarak pun menjawab pertanyaan tersebut, “Pergilah engkau ke suatu tempat dimana banyak orang membutuhkan air,” Jawab Ibnul Mubarrak. “Buatlah sumur di sana. Aku berbarap akan muncul mata air dan penyakit borokmu tidak akan lagi mengeluarkan darah dan nanah.”

Orang itu pun segera mengikuti saran dari Ibnul Mubarrak. Ia segera mencari daerah yang penduduknya sedang mengalami kesulitan air. Kemudian ia pun segera membuatkan sumur untuk kebutuhan air mereka, dan atas izin Allah سبحانه و تعالى, penyakit yang selama ini mendekam dalam tubuhnya hilang dan sembuh seperti sedia kala.

Dan banyak kisah orang sembuh dari sakitnya karena sedekah. Hal ini membenarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ.

”Obatilah orang yang sakit di antara kamu dengan bersedekah.”[HR. Abu Syaikh, shohih targhib wat tarhib no.744]

THE POWER OF IKHLAS

Kekuatan ikhlas sangat dibutuhkan dalam menjaga amal. Termasuk dalam mendidik anak.

Orang tua yang menganggap anak adalah ladang pahala akan memiliki kekuatan untuk selalu membersamai anak, mengajari anak, meluangkan waktu untuk anak. Inilah The power of ikhlas.

Keikhlasannya membuatnya menjadi sabar menghadapi polah tingkah anak sepanjang hari.

Keikhlasannya membuatnya sabar melayani semua pertanyaan anak.

Keikhlasannya membuatnya belajar memahami dunia anak.

Keikhlasannya membangunkan kesadarannya bahwa aku diberi anak agar aku mendulang pahala yg tak terbatas dari anak-anakku, agar aku bahagia dimasa tuaku, agar aku belajar menjadi orang yang sabar melalui anak-anakku.

MUTIARA FAEDAH

SURAT AL KAUTSAR (1)

Surat Al-Kautsar (الكوثر) terdiri dari tiga ayat pendek yang memberikan kabar gembira kepada Nabi Muhammad ﷺ tentang nikmat yang besar dari Allah, yakni TELAGA SURGA Al-Kautsar.

Sekaligus mengingatkan limpahan nikmat Allah kepada nabi Muhammad shallahu 'alaihi wa salam.

Berikut tafsir singkat dari surat ini:

1. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

"Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) al-Kautsar."

Dalam ayat ini, Allah mengabarkan bahwa Dia telah menganugerahkan al-Kautsar kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Menurut para ulama, al-Kautsar memiliki beberapa makna. Di antaranya adalah nikmat yang sangat banyak dan karunia yang melimpah didunia serta secara khusus merujuk pada telaga al-Kautsar di surga yang diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai bentuk penghormatan atas kedudukannya.

2. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."

Setelah mendapatkan nikmat yang besar tersebut, Allah memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk bersyukur dengan mendirikan shalat hanya untuk Allah dan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah dan pengabdian.

Ini menunjukkan bahwa segala bentuk ibadah harus semata-mata ditujukan kepada Allah sebagai rasa syukur atas nikmat-Nya.

Mutiara Faedah dari 2 ayat ini adalah:

1. Mengakui semua kebaikan dan kemudahan yang kita terima merupakan nikmat dari Allah yang harus disyukuri.

2. Barang siapa yang menerima nikmat dari Allah hendaknya mensyukurinya dengan sholat dan berkurban (ibadah harta, sedekah dan infak).

3. Mensyukuri nikmat akan membuahkan NIKMAT ITU BERTAMBAH DAN BERKAH.

Demikian rangkuman dari menelaah kitab tafsir seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Jalalain, atau Tafsir Al-Qurthubi.

Batam, 11 Okt 2024

Ust Yusuf Iskandar

MUTIARA FAEDAH SURAT AL KAUTSAR (2)

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, merekalah yang terputus (dari segala kebaikan).”(Al Kautsar ayat 3)

Hikmah dan Pelajaran dari Ayat Ini

# Kemuliaan Nabi Muhammad ﷺ dijamin oleh Allah

Meski beliau tidak memiliki keturunan laki-laki, Allah memastikan bahwa namanya akan selalu harum dan agung sepanjang masa.

#Kebencian kepada kebenaran akan mendatangkan kehinaan

Orang-orang yang memusuhi kebenaran dan keadilan, terutama yang datang dari Rasulullah ﷺ, pada akhirnya akan mendapatkan kehinaan dan terputus dari segala bentuk kebaikan.

# Tidak ada yang lebih mulia dari kecintaan kepada Rasulullah ﷺ

Ayat ini menegaskan pentingnya mencintai Nabi dan mengikuti ajarannya, serta menjauhkan diri dari segala bentuk kebencian dan permusuhan terhadap beliau.

Para ulama tafsir, seperti Ibnu Katsir, menegaskan bahwa musuh-musuh Nabi pada akhirnya akan ditinggalkan sejarah, sementara nama dan ajaran Rasulullah ﷺ tetap hidup dan berkembang di dunia sepanjang masa.

Pesan ini disampaikan oleh ponpes Al Hikmah Puteri yang sedang membangun pondasi asrama. Mohon doa dan dukungannya

LIHATLAH PERSENDIANMU

Coba bayangkan jika tubuh kita tak punya persendian!.

Jari-jari tangan tak bisa menekuk, tak bisa memegang, tak bisa mengepal.

Kaki tanpa persendian tak bisa menekuk, tak bisa ruku' dan sujud.

Badan tanpa persendian tak bisa membungkuk, tak bisa memutar kepala, tak bisa menoleh ke kanan dan ke kiri.

Gerakan kita akan kaku dan sangat terbatas. Tak bisa fleksibel dan lentur.

Tanpa persendian, tulang akan bertemu tulang dan akan menimbulkan gesekan antar tulang. Dan itu sangat sakit...

Subhanallah...

Kebaikan Allah kepada kita melalui persendian sangat besar. Ini baru persendian....

وَكَانَ فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًۭا

Dan kebaikan Allah yang diberikan kepadamu sangat besar (an Nisa ayat 113)

Untuk kebaikan manusia, agar mudah melakukan semua gerakan, Allah memberi 360 sendi kepada manusia.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِ مَائَةِ مَفْصِلٍ

“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan memiliki tiga ratus enam puluh persendian.” (HR. Muslim, no. 1007)

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى»

“Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar makruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat.” (HR. Muslim, no. 1704)

Yuk biasakan bersedekah untuk persendian kita.... dengan banyak dzikir dan banyak melakukan kebaikan dan ketaatan.

Batam, 18 Okt 2024

Ditulis oleh Ust Yusuf Iskandar.

Pesan ini disampaikan oleh ponpes Al Hikmah Puteri yang sedang membangun asrama, sekarang masih tahap pondasi.

Anak Itu Nikmat Dan Amanah

Perempuan itu punya peran sangat strategis dalam membangun peradaban manusia. Setengah dari peradaban ini dimainkan oleh perempuan. Setengahnya diperankan oleh laki-laki.

Peran wanita pada akhirnya adalah sebagai isteri dan ibu. Mendidik anak perempuan orientasi utamanya adalah bagaimama memiliki sifat wanita sholihah yang semua pintu surga terbuka untuknya. Sebagaimana hadits berikut:

Rasulullah bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا؛ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَائَتْ

“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya dia akan masuk surga dari pintu-pintu surga yang dia sukai.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Kemudian menjadi ibu bagi anak-nya. Peran seorang ibu dalam mendidik anaknya sehingga menjadi orang-orang besar adalah peran yang sangat penting. Jasanya tak terbayarkan.

Lihatlah ibunda Imam Syafi'i, ibunda Imam Ahmad, ibunda Umar bin Abdul Aziz, ibunda Harun Ar Rasyid, ibunda Shalahudin Al Ayubi.

Umat Islam tak mampu membayar jasa ibunda para ulama yang telah sabar mendidik anaknya hingga menjelma menjadi ulama besar.

Umat Islam tak mampu membayar jasa para ibunda yang telah mendidik anaknya menjadi pemimpin besar dan adil.

Kita rindu model pendidikan yang orientasinya membentuk sifat dan karakter wanita sholihah.

Bagaimana wanita ini betah di rumah dengan memainkan perannya sebagai isteri dan ibu. Dan sibuk berkarya sesuai dengan sifat dan fitrah wanita.

Sekolah Al Hikmah Puteri memasuki tahun ketiga. Sudah banyak karya yang mereka buat lho...

Mau tahu hasil.karya mereka?

Yuk kunjungi PAMERAN KERAJINAN TANGAN SANTRIWATI AL HIKMAH...!

GRATIS LHO...

Kapan dan di mana?

Tentu saja di Sekolah Al Hikmah Puteri hari Sabtu dan Minggu tanggal 9-10 November 2024 (Dari jam 9 sampai Ashar).

Apa saja karyanya?

Ada hasil karya menjahit: Atasan(baju) dan bawahan(rok), jilbab.

Merajut: peci rajut, tas rajut, sepatu rajut, dompet rajut.

Memasak: berbagai menu masakan nusantara dan kekinian, aneka kue dll

Akrilik: bunga, kalung, gelang dll

Apakah boleh di beli?

Pengunjung boleh membeli kerajinan yang menarik hatinya.

Apakah boleh mengajak anak puteri kami?

Tentu saja boleh..ajak anak puterimu karena ada sesi gratis belajar membuat kerajinan yang akan dipandu oleh para santriwati Al Hikmah.

Apakah kami bisa melihat langsung mereka ketika sedang berkarya?

Para pengunjung bisa melihat langsung para santriwati dengan gesitnya berkarya saat pameran....

Jangan lupa....!

Ajak kawan, tetangga, handai taulan, beserta anak puterinya ya...

Contact Person:

Usth Ummu Uweis (085379457936)

Usth Sa'idah (085272020639)

Mendidik Anak Perempuan

"Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Barang siapa yang lalai dalam mengajarkan anaknya hal-hal yang bermanfaat baginya, dan membiarkannya tanpa arahan, maka ia telah berbuat buruk kepada anaknya dengan sangat buruk.

Kemudian beliau menuduh paraayah, Kebanyakan anak yang rusak, penyebabnya berasal dari AYAH mereka yang mengabaikan dan lalai mengajarkan kewajiban dan sunnah agama kepada mereka.

Kemudian beliau menerangkan dampaknya.... Maka, anak-anak tersebut tersia-siakan ketika kecil; sehingga tidak bisa memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula bagi orang tuanya ketika dewasa.

Bahkan kata beliau anak durhaka karena sebab KELALAIAN ORANG TUANYA.... Sebagaimana ada yang mengeluhkan tentang kedurhakaan anaknya, lalu sang anak menjawab: 'Wahai Ayah, engkau telah durhaka kepadaku saat aku kecil, maka aku durhaka kepadamu ketika dewasa. Engkau menyia-nyiakanku saat aku masih kecil, maka aku menyia-nyiakanmu ketika engkau sudah tua.'

Beliau juga menyimpulkan, memanjakan atas nama sayang kepada anak fatal dampaknya dan betapa banyak orang yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat dengan lalai mendidik dan mendisiplinkannya serta membiarkannya mengikuti syahwatnya. Ia mengira bahwa ia telah memuliakannya padahal ia sebenarnya menghinakannya; ia menyangka telah menyayanginya, padahal telah menzaliminya dan menghalanginya (dari kebaikan).

Akibatnya, ia tidak dapat mengambil manfaat dari anaknya dan tidak pula memberikan keberuntungan baginya di dunia dan akhirat.

Kemudian beliau menyimpulkan...

Jika engkau memperhatikan kerusakan yang ada pada anak-anak, maka kebanyakan kerusakan itu berasal dari orang tuanya... Tidak ada yang lebih merusak anak-anak daripada kelalaian dan pengabaian orang tua."

(Dikutib dari Tuhfatul Maudud bi Ahkam Al-Maulud karya Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)

Kesimpulannya: MENGABAIKAN PENDIDIKAN ANAK atau MELALAIKAN PENDIDIKAN ANAK adalah SUMBER KERUSAKAN BAGI ANAK. Atas nama sibuk, banyak paraayah melalaikan pendidikan anaknya.

Batam, 8 Nov 2024

Ust Yusuf Iskandar (mudir Al Hikmah).

Pesan ini disampaikan oleh ponpes Al Hikmah yang saat ini sedang membangun asrama Al Hikmah puteri dari pondasi. Mohon doa dan dukungannya semoga dimudahkan Allah dalam membangun sehingga Juli 2025 bisa dimanfaatkan untuk mendidik anak kaum muslimin.

Dukungan infak bisa melalui BSI no.rek 7044536867 an BUDI ISKANDAR, AMd. Konfirmasi ke 081280718312

Syukron wa jazakumullahu khoiron atas doa dan dukungannya.

AYAH YANG JAHAT ADALAH YANG LALAI DARI MENDIDIK ANAKNYA

"Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Barang siapa yang lalai dalam mengajarkan anaknya hal-hal yang bermanfaat baginya, dan membiarkannya tanpa arahan, maka ia telah berbuat buruk kepada anaknya dengan sangat buruk.

Kemudian beliau menuduh paraayah, Kebanyakan anak yang rusak, penyebabnya berasal dari AYAH mereka yang mengabaikan dan lalai mengajarkan kewajiban dan sunnah agama kepada mereka.

Kemudian beliau menerangkan dampaknya.... Maka, anak-anak tersebut tersia-siakan ketika kecil; sehingga tidak bisa memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula bagi orang tuanya ketika dewasa.

Bahkan kata beliau anak durhaka karena sebab KELALAIAN ORANG TUANYA.... Sebagaimana ada yang mengeluhkan tentang kedurhakaan anaknya, lalu sang anak menjawab: 'Wahai Ayah, engkau telah durhaka kepadaku saat aku kecil, maka aku durhaka kepadamu ketika dewasa. Engkau menyia-nyiakanku saat aku masih kecil, maka aku menyia-nyiakanmu ketika engkau sudah tua.'

Beliau juga menyimpulkan, memanjakan atas nama sayang kepada anak fatal dampaknya dan betapa banyak orang yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat dengan lalai mendidik dan mendisiplinkannya serta membiarkannya mengikuti syahwatnya. Ia mengira bahwa ia telah memuliakannya padahal ia sebenarnya menghinakannya; ia menyangka telah menyayanginya, padahal telah menzaliminya dan menghalanginya (dari kebaikan).

Akibatnya, ia tidak dapat mengambil manfaat dari anaknya dan tidak pula memberikan keberuntungan baginya di dunia dan akhirat.

Kemudian beliau menyimpulkan...

Jika engkau memperhatikan kerusakan yang ada pada anak-anak, maka kebanyakan kerusakan itu berasal dari orang tuanya... Tidak ada yang lebih merusak anak-anak daripada kelalaian dan pengabaian orang tua."

(Dikutib dari Tuhfatul Maudud bi Ahkam Al-Maulud karya Ibnul Qayyim al-Jauziyyah)

Kesimpulannya: MENGABAIKAN PENDIDIKAN ANAK atau MELALAIKAN PENDIDIKAN ANAK adalah SUMBER KERUSAKAN BAGI ANAK. Atas nama sibuk, banyak paraayah melalaikan pendidikan anaknya.

Batam, 8 Nov 2024

Ust Yusuf Iskandar (mudir Al Hikmah).

Pesan ini disampaikan oleh ponpes Al Hikmah yang saat ini sedang membangun asrama Al Hikmah puteri dari pondasi. Mohon doa dan dukungannya semoga dimudahkan Allah dalam membangun sehingga Juli 2025 bisa dimanfaatkan untuk mendidik anak kaum muslimin.

Dukungan infak bisa melalui BSI no.rek 7044536867 an BUDI ISKANDAR, AMd. Konfirmasi ke 081280718312

Syukron wa jazakumullahu khoiron atas doa dan dukungannya.

BIASAKAN SHALAT 5 WAKTU

Kalau engkau ingin tahu kedudukanmu dihadapan Rabbmu maka perhatikan sikapmu tentang sholat.

Apakah merasa berat dan malas ketika datang waktu sholat? Mungkin Allah juga malas bertemu denganmu..

Apakah kamu merasa ringan dan senang ketika sholat? Mungkin Allah juga senang bertemu denganmu.

Apakah kamu khusyu' dalam sholat? Allah juga serius mendengarkanmu...

Apakah lalai saat sholat, tak ingat Allah kecuali sedikit? Allah juga akan melalaikanmu....

Apakah kamu melalaikan dan meremehkan sholat? Allah juga meremehkanmu...

Yuk belajar sholat lagi....

Sholat sepenuh hati...

Sholat dengan khusyu' fokus menghayati bacaan sholat

Sholat dengan tumakninah, tidak tergesa-gesa..

Jika sholat dilakukan dengan khusyu' dan tumakninah serta rasa senang berbisik dengan kekasihnya....akan memiliki efek sangat dahsyat....

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah,

الصلاة مجلبة للرزق حافظة للصحة دافعة للأذى مطردة للأدواء مقوية للقلب مبيضة للوجه مفرحة للنفس مذهبة للكسل

"Shalat akan mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, mencegah penyakit dan mengusirnya, menguatkan hati, mencerahkan wajah, membahagiakan jiwa dan melenyapkan kemalasan.

(Zadul Ma'ad : 4/304)

Saudaraku...biasakan anak untuk sholat 5 waktu. Ajari sholat yang khusyu' dan tumakninnah. Agar mereka jadi hamba yang dicintai Allah di dunia dan diakherat...

Satu lagi...

Saudaraku...yuk rutinkan berinfak SETIAP JUM'AT untuk pembangunan ponpes Al Hikmah puteri, dan berharaplah semoga jadi pemberat ditimbangan amal nanti.

Dukungan infak bisa melalui BSI no.rek 7044536867 an. BUDI ISKANDAR, AMd. Konfirmasi ke 081280718312

Yang belum bisa berinfak...

Doakan agar pembangunan ini dimudahkan Allah....

Dan share kepada saudaranya....

Syukron wa jazakumullahu khoiron.

BAHAYA ANAK TANPA PERAN AYAH

Peran ayah itu sangat penting bagi tumbuh kembangnya anak. Tidak ada peran ayah (fatherless) menjadikan anak rawan kriminal dimasa remaja.

Beberapa bentuk fatherless yang bisa terjadi di keluarga:

#Ketidakhadiran fisik: Ayah tidak tinggal serumah atau bahkan tidak ada kabar sama sekali.

#Ketidakhadiran emosional: Ayah ada, tapi tidak terlibat dalam kehidupan anak, seperti jarang berkomunikasi, tidak menunjukkan kasih sayang, atau tidak mendukung aktivitas anak.

#Ketidakhadiran peran: Ayah ada dan tinggal serumah, tapi tidak menjalankan peran sebagai ayah, seperti tidak memberikan disiplin, tidak menjadi panutan, atau tidak bertanggung jawab secara finansial.

#Ayah yang tidak siap: Ayah secara fisik ada, tapi belum siap secara emosional menjadi seorang ayah. Ini bisa karena faktor usia, trauma masa lalu, atau masalah kesehatan mental.

Faktor-faktor yang bisa menyebabkan fatherless:

  1. Perceraian: Perpisahan orang tua seringkali membuat anak kehilangan sosok ayah dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Kematian: Meninggalnya ayah tentu saja membuat anak kehilangan sosok ayah secara permanen.

  3. Kesibukan: Ayah yang terlalu sibuk bekerja atau dengan aktivitas lain bisa mengurangi waktu berkualitas bersama anak.

  4. Masalah dalam keluarga: Konflik dalam keluarga, seperti kekerasan dalam rumah tangga, bisa membuat anak merasa tidak aman dan terisolasi dari ayah.

  5. Masalah kesehatan mental: Ayah yang mengalami depresi, gangguan kecemasan, atau masalah mental lainnya mungkin kesulitan untuk terlibat dalam pengasuhan anak.

Dampak fatherless pada anak:

  1. Masalah emosional: Anak bisa mengalami depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku lainnya.

  2. Kurang percaya diri: Ketidakhadiran sosok ayah bisa membuat anak merasa tidak aman dan kurang percaya diri.

  3. Masalah dalam bersosialisasi: Anak mungkin kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

  4. Prestasi akademik menurun: Ketidakstabilan emosi dan kurangnya dukungan bisa memengaruhi prestasi belajar anak.

  5. Risiko perilaku bermasalah: Anak mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, mudah terpengaruh kriminal, narkoba, sex bebas, tawuran.

Karena keberadaan ayah membuat anak berani bersikap tegas. Sedangkan tanpa peran ayah, menjadikan anak bingung, tak berani bersikap tegas dalam menolak ajakan negatif.

Penting untuk diingat:

Setiap anak berbeda-beda, dan dampak fatherless bisa bervariasi tergantung pada banyak faktor.

UNTUK PARA BUNDA...

Wahai para bunda..

Apa harapan dan impianmu saat melahirkan anak?

Apa harapan dan impianmu saat bunda merawat dan membesarkan anak?

Apa harapan dan impianmu saat mengajarinya bicara?

Pernahkah bunda menyadari kalau anakmu akan jadi satu diantara dua yaitu ahli surga atau ahli neraka?

Wahai Bunda, bagaimana jika yang kau lahirkan ternyata hanya akan jadi ahli neraka?

Anak yang bunda besarkan dengan susah payah, diajari bicara, sekarang sangat fasih dalam caci maki, fasih bersilat lidah memutar balikkan fakta. Sekarang jadi pembohong, pemfitnah.... ujungnya hanya memenuhi neraka?

Tentu bunda akan sangat malu, sangat kecewa....

Ketahuilah bunda...semua itu karena kelalaianmu dalam mendidik. Kelalaianmu...tidak memperhatikan adab dan akhlaknya....

Oleh karena itu... jika bunda tak mau anakmu menjadi ahli neraka maka didiklah dia... seriuslah dalam mengADABkannya.

Bunda...bagaimana jika anakmu ternyata layak menjadi ahli surga?

Anak yang bunda besarkan dan ajari bicara menjadi orang yang fasih dalam mengajar, berdakwah, menasehati, membaca dan menghafal kalam ilahi dan sabda nabi....

Tentu bunda akan sangat bangga, bahagia.... bahkan saat bunda sudah wafat...tetap mengalirkan pahala dari kebaikan anak yang bunda lahirkan...

Semua perjuanganmu, kelelahanmu, kesibukanmu mengurus, membesarkan dan mendidik anakmu...tèlah membuahkan hasil..

Allah membalas lelahmu fisabilillah.... diganjar dengan pahala yang melimpah.....

Bunda.... silakan pilih...melahirkan anak ahli neraka atau ahli surga....

Batam, 22 Nov 2024

Ust Yusuf Iskandar (mudir Al Hikmah).

Pesan ini disampaikan oleh ponpes Al Hikmah Puteri yang sedang membangun asrama dari pondasi.

Mohon doa dan dukungannya. Dukungan infak bisa ke BSI no rek. 7044536867 an. Budi Iskandar. Konfirmasi ke 0812 8071 8312.

Silakan di share...

ANAK KEPALA BATU

Judul ini menggambarkan anak yang keras kepala sekeras batu.

Kenalilah tanda-tanda anak kepala batu:

Memaksakan kehendak, kalau tidak dituruti akan menangis histeris, ngamuk, banting piring, gelas, dll.

Jika dituruti akan berbahaya kedepannya, kalau tidak dituruti membuat malu, geram, kesal, marah campur jadi satu.

Bagaimana cara mengatasinya?

Cara mengatasinya PECAHKAN BATUNYA biarkan kepalanya.

Maksudnya.....???

Simak videonya berikut ini👇

https://www.facebook.com/share/v/15ndTdyc61/

Share ke teman, wali murid, tetangga, insyaallah MENJADI SOLUSI BAGI YANG MEMILIKI ANAK KEPALA BATU

TAJAMKAN KAPAKMU

"Jika saya diberi waktu 6 jam untuk menebang pohon maka 4 jam aku gunakan untuk mengasah kapak dan 2 jam untuk menebang pohon"

Abraham Lincoln

Pelajaran penting:

1. PROBLEM UTAMA dalam menebang pohon itu kapak atau alat yang tidak tajam.

Proses menebangnya sangat bergantung pada kualitas ketajaman kapak atau alatnya.

Jika kapaknya tajam atau alatnya berkualitas maka hanya butuh waktu sebentar untuk menebang pohon.

2. Demikian juga dalam mendidik anak. PROBLEM UTAMANYA adalah ORANG TUA ATAU GURU YANG TIDAK MAU MENGASAH DIRI.

Maka yang harus dilakukan para orang tua dan guru adalah mengasah diri, menajamkan pikiran dan hatinya dengan ilmu. Belajar, belajar dan belajar...

Ketika ibu dan bapaknya sudah memiliki ketajaman berpikir, terasah pikiran dan hatinya, maka hanya butuh waktu sedikit dalam mendidik anak.

STASIUN KAI SRAGEN, 20 Des 2024

Ust Yusuf Iskandar.

Pesan ini disampaikan oleh ponpes Al Hikmah Puteri yang saat ini sedang membangun asrama dari pondasi.

Mohon doa dan dukungannya.